DAFTAR ISI

Rabu, 13 November 2013

AIB NABI MUSA


Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab shohihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُوسَى كَانَ رَجُلًا حَيِيًّا سِتِّيرًا لَا يُرَى مِنْ جِلْدِهِ شَيْءٌ اسْتِحْيَاءً مِنْهُ فَآذَاهُ مَنْ آذَاهُ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَقَالُوا مَا يَسْتَتِرُ هَذَا التَّسَتُّرَ إِلَّا مِنْ عَيْبٍ بِجِلْدِهِ إِمَّا بَرَصٌ وَإِمَّا أُدْرَةٌ وَإِمَّا آفَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ أَرَادَ أَنْ يُبَرِّئَهُ مِمَّا قَالُوا لِمُوسَى فَخَلَا يَوْمًا وَحْدَهُ فَوَضَعَ ثِيَابَهُ عَلَى الْحَجَرِ ثُمَّ اغْتَسَلَ فَلَمَّا فَرَغَ أَقْبَلَ إِلَى ثِيَابِهِ لِيَأْخُذَهَا وَإِنَّ الْحَجَرَ عَدَا بِثَوْبِهِ فَأَخَذَ مُوسَى عَصَاهُ وَطَلَبَ الْحَجَرَ فَجَعَلَ يَقُولُ ثَوْبِي حَجَرُ ثَوْبِي حَجَرُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَرَأَوْهُ عُرْيَانًا أَحْسَنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ وَأَبْرَأَهُ مِمَّا يَقُولُونَ وَقَامَ الْحَجَرُ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَلَبِسَهُ وَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا بِعَصَاهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ بِالْحَجَرِ لَنَدَبًا مِنْ أَثَرِ ضَرْبِهِ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا أَوْ خَمْسًا
Dari Abu Hurairah ra, berkata “ Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Musa adalah seorang pemalu yang tertutup, tak sedikitpun dari kulitnya yang terlihat sebab rasa malunya itu. Maka sebagian dari kaum Bani Israil mulai mengganggunya, mereka berkata “Tidaklah Musa menutupi tubuhnya seperti itu kecuali karena aib yang ada di kulitnya, mungkin penyakit baros (belang), adar (besar buah kemaluan), atau penyakit lainnya”. Kemudian Allah berkehendak untuk membebaskan Musa dari apa yang mereka katakan tentangnya. Maka pada suatu hari, Musa menyendiri (untuk mandi) dan meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu, kemudian ia mandi. Ketika selesai Musa berkehendak untuk mengambil bajunya, tiba-tiba batu tersebut berlari membawa serta bajunya, maka musa mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut seraya berkata “Bajuku !, wahai batu, Bajuku !, Wahai batu !” sampai Dia tiba di keramaian bani israil, maka mereka pun melihat Musa dalam keadaan telanjang dalam bentuk paling sempurna dari ciptaan Allah. Maka Allah pun membebaskan Nabi Musa dari tuduhan Bani Israel,dan Batu yang telah membawa baju Nabi Musa seketika itu berhenti maka Nabi Musa mengambil baju beliau dan memukul batu tersebut sehingga menjadi tiga, empat atau lima bagian(HR Bukhori)(1).
Syubhat
Kaum Syiah menyatakan bahwa kisah yang diceritakan dalam hadits ini sangat tidak masuk akal dan melecehkan kedudukan Nabi Musa, karena disitu disebutkan bahwa Nabi Musa dilihat dalam keadaan telanjang oleh kaum Bani Isra`il. Ini merupakan hal yang tidak layak bagi seorang Nabi lagipula apa faidahnya menceritakan kisah seperti ini, jelas sekali bahwa hadits ini tak lebih sebagai isapan jempol belaka.
Kami Menjawab
Syubhat semacam ini muncul dari kaum yang ingin mengkritik keshohihan hadits yang ada dalam kitab Bukhari sayangnya mereka tidak bisa karena para Imam Ahli hadits telah sepakat bahwa apa yang ada dalam kitab Imam Bukhari semuanya adalah Shohih, begitu juga halnya dengan hadits ini. Hadits ini merupakan hadits yang shohih.
Kita menganggap hadits ini aneh karena menilai dari Syariat kita sendiri, padahal setiap Nabi memiliki Syariat yang berbeda, Syariat kita memang melarang untuk melakukan mandi bersama dalam keadaan telanjang apalagi sampai melihat aurot orang lain meskipun itu sesama jenis. Tetapi dalam Syariat Nabi Musa, mandi bersama sesama jenis diperbolehkan, oleh karena itu kaum bani israil bisa saling melihat aurot satu sama lain ketika mereka mandi bersama(2).
Meskipun diperbolehkan, karena didorong oleh sifat malu, Nabi Musa tidak mau mandi bersama kaumnya, beliau selalu mandi di tempat yang sepi agar tidak ada satu orang pun yang melihat aurot beliau.
Menyendirinya Nabi musa ketika mandi membuat bani Israil bertanya-tanya, sebagian mereka bahkan sampai menuduh bahwa Nabi Musa selalu menyendiri karena dia memiliki aib dalam tubuhnya yang ingin disembunyikan, ada yang berpendapat Nabi Musa memiliki penyakit Adar (buah kemaluan yang besar) ada pula yang berpendapat bahwa Beliau memiliki penyakit di kulitnya yaitu baros (belang).
Mereka terus dalam prasangkaan buruknya, padahal penyakit yang mereka tuduhkan adalah penyakit yang mustahil dimiliki oleh para Rasul, dan berprasangka buruk kepada seorang Nabi merupakan dosa yang sangat besar, bahkan bisa menghantarkan kepada kekufuran (3).
Untuk membebaskan Nabi Musa dari persangkaan kaumnya dan sekaligus membebaskan serta menyelamatkan Bani Isra`il dari prasangkaan buruknya, maka terjadilah peristiwa ini atas kehendak Allah(4). Dan jika Allah menghendaki maka tidak ada hal yang mustahil untuk terjadi.
Peristiwa tersebut sekaligus mentafsiri firman Allah SWT  :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” (Al Ahzab : 69)
Melihatnya Bani Israil kepada aurot Nabi Musa bukanlah hal yang mengurangi derajat Beliau. Karena Nabi Musa tidak secara sengaja memperlihatkan aurotnya di hadapan Bani Isra’il, begitu juga Bani Isra`il tidak secara sengaja melihat aurot Nabi Musa, tetapi justru dengan ketidak sengajaan inilah Allah Membebaskan Nabi Musa sekaligus Bani Isra`il Dari prasangkaan mereka di samping mengajarkan mereka bahwa para Rasul sebagaimana memiliki kesempurnaan akhlak begitu juga dengan fisik. Aurot yang terlihat secara tidak sengaja tentu tidak mengurangi derajat seseorang. Bahkan kalaupun memang dilakukan secara sengaja tetap saja tidak bisa dijadikan alasan untuk menjelekkan Musa karena melihat kepada aurat seseorang dengan alasan pengobatan dan pembebasan dari aib seperti melihatnya dokter kepada aurat pasien dan melihat saksi untuk kesaksian di pengadilan adalah diizinkan oleh syari'at.
Ibnu Jauzi mengatakan  "Berlarinya Nabi Musa dalam keadan telanjang dengan anggapan tidak akan terlihat oleh seorangpun tidaklah salah karena  telah dijelaskan di dalam hadits bolehnya berjalan dalam keadaan telanjang apabila Doruroh"(5).
Ini Jika kita menganggap bahwa Nabi Musa berlari dalam keadaan telanjang ketika berhadapan dengan Bani Isra`il. Dalam versi lain dari kisah ini, sebagian  Ulama menyatakan bahwa Nabi Musa tidak sepenuhnya telanjang ketika berlari dalam kerumunan Bani Isra`il, beliau masih memakai pakaian mandinya ketika berlari, kecepatan lari Nabi Musa Nabi Musa dengan sudah cukup mejadi bukti bahwa Beliau tidak memiliki buah kemaluan yang besar, juga karena penyakit tersebut dapat  terlihat dari balik sarung yang basah.
Ibnu Jauzi berkata "Nabi Musa ketika itu mandi dalam keadan memakai sarung, setelah Nabi Musa selesai mandi dan mendapati batu berjalan membawa baju beliau maka Nabi Musa berlari mengejar batu tersebut dengan memakai sarung yang basah, Bani Isroil melihat kepada kemaluan Nabi Musa dari balik sarung beliau yang basah, karena penyakit adar (besar buah kemaluan) itu bisa terlihat dari balik sarung yang basah.(6)
Jika kita mengikuti pendapat ini, maka tidak ada yang perlu dipermasalahkan dengan kisah ini, karena Musa tidak terlihat telanjang di hadapan kaumnya.
Sebenarnya aneh jika kaum syiah mencoba untuk mengkritisi kisah ini, sebab riwayat-riwayat mengenai kisah ini juga terekam jelas dalam kitab-litab mereka sendiri.
Dalam Tafsir Al Qummi diceritakan :
Dari Abi Abdillah as bahwasanya Bani Israil berkata “ Musa tidak memiliki apa yang dimiliki laki-laki”. Dan Musa jika berkehendak untuk mandi beliau pergi ke tempat yang tidak dapat dilihat oleh seorangpun dari manusia, suatu hari beliau mandi di sisi sungai dan meletakkan pakaiannya di atas batu besar, maka Allah memerintahkan batu tersebut, kemudian batu itu menjauh dari Musa sehingga bani israil dapat melihat kepada Musa dan mengetahui bahwa ia tidak seperti yang mereka …”(7)
Riwayat seperti ini juga terdapat dalam Tafsir Asshafi, Tafsir Nurus Tsaqalain, Biharul Anwar, Qisashul Anbiya Al Jazairi, dan kitab-kitab syiah lainya (8)
Maka kaum syiah yang mencoba mengkritisi kisah ini tak ubah seperti orang yang meludah dikitab ulamanya sendiri.
Referensi
 (1)صحيح البخاري - (3 / 1249(
 حدثني إِسْحَاقُ بن إبراهيم حدثنا رَوْحُ بن عُبَادَةَ حدثنا عَوْفٌ عن الْحَسَنِ وَمُحَمَّدٍ وَخِلَاسٍ عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال قال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  إِنَّ مُوسَى كان رَجُلًا حَيِيًّا سِتِّيرًا لَا يُرَى من جِلْدِهِ شَيْءٌ اسْتِحْيَاءً منه فَآذَاهُ من آذَاهُ من بَنِي إِسْرَائِيلَ فَقَالُوا ما يَسْتَتِرُ هذا التَّسَتُّرَ إلا من عَيْبٍ بِجِلْدِهِ إِمَّا بَرَصٌ وَإِمَّا أُدْرَةٌ وَإِمَّا آفَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ أَرَادَ أَنْ يُبَرِّئَهُ مِمَّا قالوا لِمُوسَى فَخَلَا يَوْمًا وَحْدَهُ فَوَضَعَ ثِيَابَهُ على الْحَجَرِ ثُمَّ اغْتَسَلَ فلما فَرَغَ أَقْبَلَ إلى ثِيَابِهِ لِيَأْخُذَهَا وَإِنَّ الْحَجَرَ عَدَا بِثَوْبِهِ فَأَخَذَ مُوسَى عَصَاهُ وَطَلَبَ الْحَجَرَ فَجَعَلَ يقول ثَوْبِي حَجَرُ ثَوْبِي حَجَرُ حتى انْتَهَى إلى ملأ من بَنِي إِسْرَائِيلَ فَرَأَوْهُ عُرْيَانًا أَحْسَنَ ما خَلَقَ الله وَأَبْرَأَهُ مِمَّا يَقُولُونَ وَقَامَ الْحَجَرُ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَلَبِسَهُ وَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا بِعَصَاهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ بِالْحَجَرِ لَنَدَبًا من أَثَرِ ضَرْبِهِ ثَلَاثًا أو أَرْبَعًا أو خَمْسًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ { يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ الله مِمَّا قالوا وكان عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا }
 (2)شرح النووي على مسلم - (ج 2 / ص 52)
513 - قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيل يَغْتَسِلُونَ عُرَاة يَنْظُر بَعْضهمْ إِلَى سَوْأَة بَعْض ) يَحْتَمِل أَنَّ هَذَا كَانَ جَائِزًا فِي شَرْعِهِمْ . وَكَانَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام يَتْرُكهُ تَنَزُّهًا وَاسْتِحْبَابًا وَحَيَاء وَمُرُوءَة ، وَيَحْتَمِل أَنَّهُ كَانَ حَرَامًا فِي شَرْعِهِمْ كَمَا هُوَ حَرَام فِي شَرْعنَا وَكَانُوا يَتَسَاهَلُونَ فِيهِ كَمَا يَتَسَاهَل فِيهِ كَثِيرُونَ مِنْ أَهْل شَرْعِنَا . وَ ( السَّوْأَة ) هِيَ الْعَوْرَة سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لِأَنَّهُ يَسُوء صَاحِبهَا كَشْفهَا . وَاللَّهُ أَعْلَم . قَوْله : ( أَنَّهُ آدَر )هُوَ بِهَمْزَةِ مَمْدُودَة ثُمَّ دَال مُهْمَلَة مَفْتُوحَة ثُمَّ رَاء مُخَفَّفَتَيْنِ قَالَ أَهْل اللُّغَة : هُوَ عَظِيم الْخُصْيَتَيْنِ . قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( فَجَمَحَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام بِأَثَرِهِ ) جَمَحَ مُخَفَّف الْمِيم مَعْنَاهُ جَرَى أَشَدّ الْجَرْي وَيُقَال : بِإِثْرِهِ بِكَسْرِ الْهَمْزَة مَعَ إِسْكَان الثَّاء ، وَيُقَال : أَثَره بِفَتْحِهِمَا لُغَتَانِ مَشْهُورَتَانِ تَقَدَّمَتَا . قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( حَتَّى نُظِرَ إِلَيْهِ ) هُوَ بِضَمِّ النُّون وَكَسْر الظَّاء مَبْنِيّ لِمَا لَمْ يُسَمَّ فَاعِله . قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا ) هُوَ بِكَسْرِ الْفَاء وَفَتْحهَا لُغَتَانِ مَعْنَاهُ جَعَلَ وَأَقْبَلَ وَصَارَ مُلْتَزِمًا لِذَلِكَ ، وَيَجُوز أَنْ يَكُون مُرَاد مُوسَى صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضَرْبِ الْحَجَر إِظْهَار مُعْجِزَة لِقَوْمِهِ بِأَثَرِ الضَّرْب فِي الْحَجَر ، وَيَحْتَمِل أَنَّهُ أُوحِيَ إِلَيْهِ أَنْ يَضْرِبهُ لِإِظْهَارِ الْمُعْجِزَة . وَاللَّهُ أَعْلَم . قَوْله : ( إِنَّهُ بِالْحَجَرِ نَدَبٌ ) هُوَ بِفَتْحِ النُّون وَالدَّال وَهُوَ الْأَثَر . وَاللَّهُ أَعْلَم .
 (3)عمدة القاري شرح صحيح البخاري - (ج 23 / ص 333)
هي التي تسميها الناس الإقليط قوله وإما آفة من قبيل عطف العام على الخاص قوله عدا بثوبه بالعين المهملة أي مضى به مسرعا قوله ثوبي حجر يعني رد ثوبي يا حجر قوله ضربا أي يضرب ضربا قوله لندبا بفتح النون والدال وهو أثر الجرح إذا لم يرتفع عن الجلد قوله فوالله إن بالحجر لندبا ظاهره أنه بقية الحديث وقد بين في رواية همام في الغسل أنه قول أبي هريرة قوله ثلاثا أو أربعا أو خمسا وفي رواية همام المذكورة ستة أو سبعة ووقع عند ابن مردويه من رواية حبيب بن سالم عن أبي هريرة الجزم بست ضربات قوله فذلك قوله تعالى أي ما ذكر من أذى بني إسرائيل موسى نزل فيه قوله تعالى يا أيها الذين آمنوا ( الأحزاب 69 ) خطاب لأهل المدينة قوله لا تكونوا كالذين آذوا موسى ( الأحزاب 69 ) أي احذروا أن تكون مؤذين للنبي كما آذى بنو إسرائيل موسى فأظهر الله براءته مما قالوه فيه من أنه أدر وقيل كان إيذاؤهم إياه ادعاؤهم عليه قتل أخيه هارون قوله وكان أي موسى عند الله وجيها أي ذا جاه ومنزلة وقيل وجيها لم يسأل شيئا إلا أعطاه وقرىء شاذا وكان عبد الله بالباء الموحدة وفي الحديث إن اغتسال بني إسرائيل عراة بمحضر منهم كان جائزا في شرعهم وكان اغتسال موسى وحده لكونه حييا يحب الاستتار وفيه جواز المشي عريانا للضرورة وفيه جواز النظر إلى العورة عند الضرورة للمداواة ونحوها وفيه أن الأنبياء صلى الله تعالى عليهم وسلم منزهون عن النقائص والعيوب الظاهرة والباطنة وفيه أن من نسب نبيا من الأنبياء إلى نقص في خلقه فقد آذاه ويخشى عليه الكفر وفيه معجزة ظاهرة لموسى عليه الصلاة والسلام ولا سيما تأثير ضربه بالعصا على الحجر مع علمه بأنه ما سار بثوبه إلا بأمر من الله تعالى
 (4)تحفة الأحوذي - (9 / 62)
1 قوله ( عن عوف ) هو بن أبي جميلة الأعرابي ( عن الحسن ) هو البصري ( ومحمد ) هو بن سيرين ( وخلاس ) بكسر الخاء المعجمة وتخفيف اللام وآخره مهملة هو بن عمرو الهجري   قوله كان رجلا حييا بفتح الحاء المهملة وكسر التحتانية الخفيفة بعدها أخرى مثقلة بوزن فعيل من الحياء أي ذا حياء ستيرا بفتح السين بوزن كريم ويقال ستيرا بكسر السين وتشديد الفوقية المسكورة بوزن سكين أي ذا تستر يستتر في الغسل   ما يرى من جلده شيء استحياء منه هذا يشعر بأن اغتسال بني إسرائيل عراة بمحضر منهم كان جائزا في شرعهم وإنما اغتسل موسى وحده استحياء فآذاه من آذاه بالمد فيهما من الإيذاء إما برص محركة بياض يظهر في ظاهر البدن لفساد مزاج وإما أدرة بضم الهمزة وسكون الدال نفخة في الخصية يقال رجل آدر بين الأدر بفتح الهمزة والدال ووقع في رواية بن مردويه عن عوف الجزم بأنهم قالوا إنه آدر وإن الله أراد أن يبرئه بتشديد الراء من التبرئة أي ينزهه عن نسبة ذلك العيب وإن موسى خلا يوما وحده أي انفرد عن الناس يوما حال كونه منفردا عدا بثوبه أي فر ومضى مسرعا ثوبي حجر ثوبي حجر أي أعطني ثوبي أو رد ثوبي وحجر بالضم على حذف النداء حتى انتهى إلى ملأ أي جماعة والظاهر أن فيهم المؤذين فرأوه عريانا أي أبصروه حال كونه عريانا وطفق بكسر الفاء أخذ وشرع بالحجر ضربا يضربه ضربا فالجار متعلق بالفعل المقدر كما في قوله سبحانه { فطفق مسحا بالسوق والأعناق } فوالله إن بالحجر لندبا بالتحريك أثر الجرح إذا لم يرتفع عن الجلد فشبه به أثر الضرب في الحجر قال الحافظ ظاهره أنه بقية الحديث وقد بين في رواية همام في الغسل أنه قول أبي هريرة انتهى
 (5)فتح الباري لابن حجر - (ج 10 / ص 199)
قَوْلُ : ( فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَاَلَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا )لَمْ يَقَعْ هَذَا فِي رِوَايَةِ هَمَّامٍ ، وَرَوَى اِبْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ طَرِيقِ عِكْرِمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : " قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَاَلَّذِينَ آذَوْا مُوسَى ) الْآيَةَ ، قَالَ : إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانُوا يَقُولُونَ : إِنَّ مُوسَى آدَرُ ، فَانْطَلَقَ مُوسَى إِلَى النَّهَرِ يَغْتَسِلُ فَذَكَرَ نَحْوَهُ وَفِي رِوَايَةِ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ الْمَذْكُورَةِ قَرِيبًا فِي آخِرِهِ " فَرَأَوْهُ لَيْسَ كَمَا قَالُوا ؛ فَأَنْزَلَ تَعَالَى : لَا تَكُونُوا كَاَلَّذِينَ آذَوْا مُوسَى " وَفِي الْحَدِيثِ جَوَازُ الْمَشْيِ عُرْيَانًا لِلضَّرُورَةِ ، وَقَالَ اِبْنُ الْجَوْزِيِّ : لَمَّا كَانَ مُوسَى فِي خَلْوَةٍ وَخَرَجَ مِنْ الْمَاءِ فَلَمْ يَجِدْ ثَوْبَهُ تَبِعَ الْحَجَرَ بِنَاءً عَلَى أَنْ لَا يُصَادِف أَحَدًا وَهُوَ عُرْيَانُ ، فَاتَّفَقَ أَنَّهُ كَانَ هُنَاكَ قَوْمٌ فَاجْتَازَ بِهِمْ ، كَمَا أَنَّ جَوَانِبَ الْأَنْهَارِ وَإِنْ خَلَتْ غَالِبًا لَا يُؤْمَنُ وُجُودُ قَوْمٍ قَرِيبًا مِنْهَا ، فَبَنَى الْأَمْرَ عَلَى أَنَّهُ لَا يَرَاهُ أُحُدٌ لِأَجْلِ خَلَاءِ الْمَكَانِ ، فَاتَّفَقَ رُؤْيَةُ مَنْ رَآهُ . وَاَلَّذِي يَظْهَرُ أَنَّهُ اِسْتَمَرَّ يَتْبَعُ الْحَجَرَ عَلَى مَا فِي الْخَبَرِ حَتَّى وَقَفَ عَلَى مَجْلِسٍ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَ فِيهِمْ مَنْ قَالَ فِيهِ مَا قَالَ . وَبِهَذَا تَظْهَرُ الْفَائِدَةُ ، وَإِلَّا فَلَوْ كَانَ الْوُقُوفُ عَلَى قَوْمٍ مِنْهُمْ فِي الْجُمْلَةِ لَمْ يَقَعْ ذَلِكَ الْمَوْقِعَ وَفِيهِ جَوَازُ النَّظَرِ إِلَى الْعَوْرَةِ عِنْدَ الضَّرُورَةِ الدَّاعِيَةِ لِذَلِكَ مِنْ مُدَاوَاةٍ أَوْ بَرَاءَةٍ مِنْ عَيْبٍ ، كَمَا لَوْ اِدَّعَى أَحَدُ الزَّوْجَيْنِ عَلَى الْآخَرِ الْبَرَصَ لِيَفْسَخَ النِّكَاحَ فَأَنْكَرَ . وَفِيهِ أَنَّ الْأَنْبِيَاءَ فِي خَلْقِهِمْ وَخُلُقِهِمْ عَلَى غَايَةِ الْكَمَالِ ، وَأَنَّ مَنْ نَسَبَ نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ إِلَى نَقْصٍ فِي خِلْقَتِهِ فَقَدْ آذَاهُ وَيُخْشَى عَلَى فَاعِلِهِ الْكُفْرُ . وَفِيهِ مُعْجِزَةٌ ظَاهِرَةٌ لِمُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ ، وَأَنَّ الْآدَمِيَّ يَغْلِبُ عَلَيْهِ طِبَاعُ الْبَشَرِ ، لِأَنَّ مُوسَى عَلِمَ أَنَّ الْحَجَرَ مَا سَارَ بِثَوْبِهِ إِلَّا بِأَمْرٍ مِنْ اللَّهِ ، وَمَعَ ذَلِكَ عَامَلَهُ مُعَامَلَةَ مَنْ يَعْقِلُ حَتَّى ضَرَبَهُ . وَيُحْتَمَلُ أَنَّهُ أَرَادَ بَيَانَ مُعْجِزَةٍ أُخْرَى لِقَوْمِهِ بِتَأْثِيرِ الضَّرْبِ بِالْعَصَا فِي الْحَجَرِ . وَفِيهِ مَا كَانَ فِي الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ مِنْ الصَّبْرِ عَلَى الْجُهَّالِ وَاحْتِمَالِ أَذَاهُمْ ، وَجَعَلَ اللَّهُ تَعَالَى الْعَاقِبَةَ لَهُمْ عَلَى مَنْ آذَاهُمْ ، وَقَدْ رَوَى أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ فِي مُسْنَدِهِ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ وَالطَّحَاوِيُّ وَابْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ حَدِيثِ عَلِيٍّ أَنَّ الْآيَةَ الْمَذْكُورَةَ نَزَلَتْ فِي طَعْنِ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مُوسَى بِسَبَبِ هَارُونَ لِأَنَّهُ تَوَجَّهَ مَعَهُ إِلَى زِيَارَةٍ فَمَاتَ هَارُونُ فَدَفَنَهُ مُوسَى ، فَطَعَنَ فِيهِ بَعْضُ بَنِي إِسْرَائِيل ، وَقَالُوا : أَنْتَ قَتَلْته ، فَبَرَّأَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِأَنْ رَفَعَ لَهُمْ جَسَدَ هَارُونَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَخَاطَبَهُمْ بِأَنَّهُ مَاتَ . وَفِي الْإِسْنَادِ ضَعْفٌ وَلَوْ ثَبَتَ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا يَمْنَعُ أَنْ يَكُونَ فِي الْفَرِيقَيْنِ مَعًا لِصِدْقِ أَنَّ كُلًّا مِنْهُمَا آذَى مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَاَللَّهُ أَعْلَمُ
 (6)فتح الباري لابن حجر - (ج 10 / ص 199)
3152 - حَدَيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ" إِنَّ مُوسَى كَانَ رَجُلًا حَيِيًّا "بِفَتْحِ الْمُهْمَلَةِ وَكَسْرِ التَّحْتَانِيَّةِ الْخَفِيفَةِ بَعْدَهَا أُخْرَى مُثَقَّلَةٌ بِوَزْنِ فَعِيلٍ مِنْ الْحَيَاءِ وَقَوْلُهُ : " سَتِيرًا " بِوَزْنِهِ مِنْ السِّتْرِ ، وَيُقَالُ سِتِّيرًا بِالتَّشْدِيدِ . قَوْلُهُ فِي الْإِسْنَادِ ( حَدَّثَنَا عَوْفٌ ) هُوَ الْأَعْرَابِيُّ . َوْلُهُ : ( عَنْ الْحَسَنِ وَمُحَمَّدٍ وَخَلَّاسٍ ) أَمَّا الْحَسَنُ فَهُوَ الْبَصْرِيُّ وَأَمَّا مُحَمَّدٌ فَهُوَ اِبْنُ سِيرِينَ وَسَمَاعُهُ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ثَابِتٌ ، فَقَدْ أَخْرَجَ أَحْمَدُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ رَوْحٍ عَنْ عَوْفٍ عَنْ مُحَمَّدٍ وَحْدَهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ . وَأَمَّا خِلَاسُ فَبِكَسْرِ الْمُعْجَمَةِ وَتَخْفِيفِ اللَّامِ وَآخِرُهُ مُهْمَلَةٌ هُوَ اِبْنُ عُمَرَ بَصْرِيٌّ ، يُقَالُ إِنَّهُ كَانَ عَلَى شُرْطَةِ عَلِيٍّ ، وَحَدِيثُهُ عَنْهُ فِي التِّرْمِذِيِّ وَالنَّسَائِيِّ ، وَجَزَمَ يَحْيَى القَطَّانُ بِأَنَّ رِوَايَتَهُ عَنْهُ مِنْ صَحِيفَتِهِ . وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ عَنْ أَحْمَدَ : لَمْ يَسْمَعْ خِلَاسٌ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ . وَقَالَ اِبْنُ أَبِي حَاتِمٍ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ كَانَ يَحْيَى القَطَّانُ يَقُولُ : رِوَايَتُهُ عَنْ عَلِيٍّ مِنْ كِتَابٍ ، وَقَدْ سَمِعَ مِنْ عَمَّارٍ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قُلْت : إِذَا ثَبَتَ سَمَاعُهُ مِنْ عَمَّارٍ وَكَانَ عَلَى شُرْطَةِ عَلِيٍّ كَيْفَ يَمْتَنِعُ سَمَاعُهُ مِنْ عَلِيٍّ ؟ وَقَالَ أَبُو حَاتِمٍ : يُقَالُ وَقَعَتْ عِنْدَهُ صَحِيفَةٌ عَنْ عَلِيٍّ ، وَلَيْسَ بِقَوِيٍّ ، يَعْنِي فِي عَلِيٍّ . وَقَالَ صَالِحُ بْنُ أَحْمَدَ عَنْ أَبِيهِ : كَانَ يَحْيَى القَطَّانُ يَتَوَقَّى أَنْ يُحَدِّثَ عَنْ خِلَاسٍ عَنْ عَلِيٍّ خَاصَّةً . وَأَطْلَقَ بَقِيَّةُ الْأَئِمَّةِ تَوْثِيقَهُ . قُلْت : وَمَا لَهُ فِي الْبُخَارِيِّ سِوَى هَذَا الْحَدِيثِ ، وَقَدْ أَخْرَجَهُ لَهُ مَقْرُونًا بِغَيْرِهِ ، وَأَعَادَهُ سَنَدًا وَمَتْنًا فِي تَفْسِيرِ الْأَحْزَابِ . وَلَهُ عَنْهُ حَدِيثٌ آخَرُ أَخْرَجَهُ فِي الْأَيْمَانِ وَالنُّذُورِ مَقْرُونًا أَيْضًا بِمُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، وَوَهَمَ الْمِزِّيُّ فَنَسَبَهُ إِلَى الصَّوْمِ . وَأَمَّا الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ فَلَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عِنْدَ الْحُفَّاظِ النُّقَّادِ ، وَمَا وَقَعَ فِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ مِمَّا يُخَالِفُ ذَلِكَ فَهُوَ مَحْكُومٌ بِوَهْمِهِ عِنْدَهُمْ ، وَمَا لَهُ فِي الْبُخَارِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سِوَى هَذَا مَقْرُونًا . وَلَهُ حَدِيثٌ آخَرُ فِي بَدْءِ الْخَلْقِ مَقْرُونًا بِابْنِ سِيرِينَ ، وَثَالِثٌ ذَكَرَهُ فِي أَوَائِلِ الْكِتَابِ فِي الْإِيمَانِ مَقْرُونًا بِابْنِ سِيرِينَ أَيْضًا . قَوْلُهُ : ( لَا يُرَى مِنْ جِلْدِهِ شَيْءٌ اِسْتِحْيَاءً مِنْهُ ) هَذَا يُشْعِرُ بِأَنَّ اِغْتِسَالَ بَنِي إِسْرَائِيلَ عُرَاةً بِمَحْضَرٍ مِنْهُمْ كَانَ جَائِزًا فِي شَرْعِهِمْ . وَإِنَّمَا اِغْتَسَلَ مُوسَى وَحْدَهُ اِسْتِحْيَاءً . قَوْلُهُ : ( وَإِمَّا أُدْرَةٌ ) بِضَمِّ الْهَمْزَةِ وَسُكُونِ الدَّالِ عَلَى الْمَشْهُورِ وَبِفَتْحَتَيْنِ أَيْضًا فِيمَا حَكَاهُ الطَّحَاوِيُّ عَنْ بَعْضِ مَشَايِخِهِ وَرَجَّحَ الْأَوَّلَ وَتَقَدَّمَ بَيَانُهُ فِي كِتَابِ الْغُسْلِ ، وَوَقَعَ فِي رِوَايَةِ اِبْنِ مَرْدَوَيْهِ مِنْ طَرِيقِ عُثْمَانَ بْنِ الْهَيْثَمِ عَنْ عَوْفٍ الْجَزْمُ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّهُ آدَرُ . قَوْلُهُ : ( فَخَلَا يَوْمًا وَحْدَهُ فَوَضَعَ ثِيَابَهُ ) فِي رِوَايَةِ الْكُشْمِيهَنِيِّ ثِيَابًا أَيْ ثِيَابًا لَهُ ، وَالْأَوَّلُ هُوَ الْمَعْرُوفُ ، وَظَاهِرُهُ أَنَّهُ دَخَلَ الْمَاءَ عُرْيَانًا . وَعَلَيْهِ بَوَّبَ الْمُصَنِّفُ فِي الْغُسْلِ " مَنْ اِغْتَسَلَ عُرْيَانًا " وَقَدْ قَدَّمْت تَوْجِيهَهُ فِي كِتَابِ الْغُسْلِ ، وَنَقَلَ اِبْنُ الْجَوْزِيِّ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيِّ أَنَّ مُوسَى نَزَلَ إِلَى الْمَاءِ مُؤْتَزِرًا ، فَلَمَّا خَرَجَ تَتَبَّعَ الْحَجَرَ وَالْمِئْزَرُ مُبْتَلٌّ بِالْمَاءِ عَلِمُوا عِنْدَ رُؤْيَتِهِ أَنَّهُ غَيْرُ آدَرُ ، لِأَنَّ الْأُدْرَةَ تَبِينُ تَحْتَ الثَّوْبِ الْمَبْلُولِ بِالْمَاءِ اِنْتَهَى . هَذَا إِنْ كَانَ هَذَا الرَّجُلُ قَالَهُ اِحْتِمَالًا فَيُحْتَمَلُ لَكِنّ الْمَنْقُول يُخَالِفُهُ ، لِأَنَّ فِي رِوَايَةِ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ عِنْدَ أَحْمَدَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ " أَنَّ مُوسَى كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْخُلَ الْمَاءَ لَمْ يُلْقِ ثَوْبَهُ حَتَّى يُوَارِي عَوْرَتَهُ فِي الْمَاءِ"
كشف المشكل من حديث الصحيحين - (ج 1 / ص 991)
فإن قال قائل كيف جاز لموسى أن يمشي بين بني إسرائيل مكشوف العورة فالجواب من وجهين أحدهما أن موسى كان في خلوة كما بين في الحديث فلما تبع الحجر لم يكن عنده أحد فاتفق أنه جاز على قوم فرأوه وجوانب الأنهار وإن خلت لا يؤمن وجود قريب منها فبنى موسى الأمر وأنه لا يراه أحد على ما رآه من خلاء المكان فاتفق من رآه والثاني أن موسى إنما نزل إلى الماء مؤتزرا فلما خرج يتبع الحجر وهو مبتل بالماء تبين أنه ليس بآدر لأن الأدرة تبين تحت الثوب المبتل بالماء سمعته من الحسن عن أبي بكر النيسابوري الفقيه وقوله ( يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى ) الأحزاب 69 أي لا تؤذوا محمد كما آذى بنو إسرائيل موسى وقد اختلف العلماء بماذا آذوا موسى على أربعة أقوال أحدها أنهم قالوا آدر كما ذكرنا والثاني أنه صعد الجبل ومعه هارون فمات هارون فقالوا أنت قتلته قاله علي بن أبي طالب والثالث أن قارون استأجر بغية لتقذف موسى بنفسها على ملأ من بني إسرائيل فعصمها الله وبرأ موسى من ذلك قاله أبو العالية والرابع أنهم رموه بالسحر والجنون حكاه الماوردي وقوله ( وكان عند الله وجيها ) قال ابن عباس حظيا لا يسأله شيئا إلا أعطاه
عمدة القاري شرح صحيح البخاري - (ج 5 / ص 289)
ذكر استنباط الأحكام فيه دليل على إباحة التعري في الخلوة للغسل وغيره بحيث يأمن أعين الناس وفيه دليل على جواز النظر إلى العورة عند الضرورة الداعية إليه من مداواة أو براء من العيوب أو إثباتها كالبرص وغيره مما يتحاكم الناس فيها مما لا يد فيها من رؤية البصر بها وفيه جواز الحلف على الإخبار كحلف أبي هريرة رضي الله تعالى عنه وفيه دلالة على معجزة موسى عليه الصلاة والسلام وهو مشي الحجر بثوبه إلى ملأ من بني إسرائيل ونداؤه عليه الصلاة والسلام للحجر وتأثير ضربه فيه وفيه دليل على أن الله تعالى كمل أنبياء خلقا وخلقا ونزههم عن المعايب والنقائص وفيه ما غلب على موسى من البشرية حتى ضرب الحجر فإن قلت كشف العورة حرام في حق غير الأنبياء عليهم الصلاة والسلام فكيف الذي صدر من موسى قلت ذاك في شرعنا وأما في شرعهم فلا والدليل عليه أنهم كانوا يغتسلون عراة وموسى يراهم لا ينكر عليهم ولو كان حراما لأنكره فإن قلت إذا كان كذلك فلم كان موسى ينفرد في الخلوة عند الغسل قلت إنما كان يفعل ذلك من باب الحياء لا أنه كان يجب عليه ذلك ويحتمل أنه كان عليه مئزر رقيق فظهر ما تحته لما ابتل بالماء فرأوا أنه أحسن الخلق فزال عنهم ما كان في نفوسهم فإن قلت ما هذا الحجر قلت قال سعيد بن جبير الحجر الذي وضع موسى ثوبه عليه هو الذي كان يحمله معه في الأسفار فيضربه فيتفجر منه الماء والله أعلم
 (7)تفسير القمي  (2/   197 )
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا) اي ذا جاه قال : وحدثني أبي عن النضر بن سويد عن صفوان عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام أن بني اسرائيل كانو يقولون ليس لموسى ما للرجال وكان موسى إذا أراد الاغتسال يذهب الى موضع لا يراه فيه أحد من الناس وكان يوما يغتصل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلمو أنه ليس كما قالوا فانزل الله (  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا...)..
 (8)تفسير الصافي  للكساني (  4\ 205)
يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى فبرأه الله مما قالوا فأظهر براءته من مقولهم وكان عند الله وجيها ذا قربة ووجاهة القمي عن الصادق عليه السلام إن بني إسرائيل كانوا يقولون ليس لموسى ما للرجال وكان موسى إذا أراد الاغتسال ذهب إلى موضع لا يراه فيه أحد من الناس فكان يوما يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله عز وجل الصخرة فتباعدت عنه عليه السلام حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلموا أن ليس كما قالوا فأنزل الله الآية
بحار الانوار (13 \8)
 تفسير علي بن إبراهيم: أبي عن النضر عن صفوان عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام إن بني إسرائيل كانوا يقولون: ليس لموسى ما للرجال وكان موسى إذا أراد الاغتسال ذهب إلى موضع لا يراه فيه أحد من الناس وكان يوما يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلموا أنه ليس ‹صفحة9› كما قالوا فأنزل الله: “يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى فبرأه الله مما قالوا” إلى قوله : “وجيها” .
مستدرك الوسائل للنوري (1\ 486)
علي بن إبراهيم في تفسيره عن أبيه عن النضر عن صفوان عن أبي بصير عن أبي عبد الله ( ع ) إن بني إسرائيل كانوا يقولون ليس لموسى (ع) ما للرجال وكان إذا أراد الاغتسال ذهب إلى موضع لا يراه فيه أحد من الناس فكان يوما يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلموا انه ليس كما قالوا فانزل الله ( يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا . . موسى ) الآية
تفسير نور الثقلين (4 \308)
في تفسير علي بن إبراهيم حدثني أبي عن النضر بن سويد عن صفوان عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام ان بني إسرائيل كانوا يقولون ليس لموسى ما للرجال ، وكان موسى إذا أراد الاغتسال ذهب إلى موضع لا يراه فيه أحد ، فكان يوما يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة ، فأمر الله عز وجل الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليهفعلموا ان ليس كما قالوا ، فأنزل الله : يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى لاية
الميزان للطباطبائي ( 16 \353)
وفى تفسير القمي بإسناده عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام أن بني إسرائيل كانوا يقولون: ليس لموسى ما للرجال وكان موسى إذا أراد الاغتسال ذهب إلى موضع لا يراه فيه أحد فكان يوما يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلموا أن ليس كما قالوا فأنزل الله ( يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى ) الآية
قصص الأنبياء للسيد نعمة الله الجزائري( ص 233,234 طباعة مؤسسة الخرسان – الطبعة الثالثة 2009)
تفسير علي بن إبراهيم القمي عن الصادق (ع) قال : إن بني إسرائيل كانوا يقولون : ليس لموسى ما للرجال وكان موسى (ع) إذا اراد الإغتسال ذهب إلى موضع لايراه فيه أحد وكان يوماً يغتسل على شط نهر وقد وضع ثيابه على صخرة فأمر الله الصخرة فتباعدت عنه حتى نظر بنو إسرائيل إليه فعلموا أنه ليس كما قالوا فأنزل الله
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللَّهِ وَجِيهاً )
قال أمين الإسلام الطبرسي : إختلفوا فيما آذوا به موسى على أقوال :  احدهما : ان موسى وهارون صعدا الجبل فمات هارون فقالت بنو إسرائيل : أنت قتلته فأمر الله الملائكة فحملته حتى مروا به على بني إسرائيل وتكلمت الملائكة بموته حتى عرفوا أنه قد مات فبرأه الله من ذلك روي ذلك عن علي عن إبن عباس
وثانيهما : إن موسى كان حيياً يغتسل وحده فقالوا ما يستتر إلا لعيب بجلده إما برص وإما أدرة فذهب مرة ليغتسل فوضع ثوبه على حجر فمر الحجر بثوبه فطلبه موسى فرآه بنو إسرائيل عرياناً كأحسن الرجال فبرأه الله مما قالوا رواه أبو هريرة مرفوعاً وقال قوم إن ذلك لا يجوز لأن فيه إشتهار وإبدأ سواته على رؤوس الأشهاد وذلك ينفر عنه وثالثهما : إن قارون إستأجر مومس لتقذف موسى (ع) بنفسها على رؤوس الملأ فعصمه الله تعالى من ذلك عن ابي العالية  ورابعها : أنهم آذوه من حيث إنهم نسبوه إلى السحر والجنون والكذب بعد ما رأوا الآيات عن أبي مسلم إنتهى  واما السيد قدس الله ضريحه فقد رد الثاني بأنه لا يجوز أن يفعل الله تعالى بنبيه ما ذكروه من هتك العورة لتنزيهه عن عاهة أخرى فإن الله تعالى قادر أن ينزهه مما قذفوه به على وجه لا يلحقه معه فضيحة أخرى وليس يرمي بذلك أنبياء الله من يعرف اقدارهم والذي روي في ذلك من الصحيح معروف وذكر الوجه الأول
وقال جماعة من أهل الحديث : لا إستبعاد فيه بعد ورود الخبر الصحيح وإن رؤيتهم له على ذلك الوضع الذي لم يتعمده موسى (ع) ولم يعلم أن أحداً ينظر إليه أم لا وإن مشيه عرياناً لتحصيل ثيابه مضافاً إلى تبعيده عما نسبوه ليس من المنفرات


Tidak ada komentar:

Posting Komentar