إنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا
وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) [البقرة: 62[
Sesungguhnya orang-orang mukmin,
orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran
kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al Baqarah - 62)
Syubhat
Ayat di atas merupakan bukti diakuinya
faham pluralisme agama dalam Islam. Ungkapan yang disampaikan begitu jelas,
setiap orang yang beramal saleh, maka ibadahnya akan diterima Allah
tanpa memandang agamanya, baik Muslim, Nasrani, Yahudi atau lainnya. Jadi, surga bukan monopoli suatu agama tetapi
adalah milik semua yang berserah diri pada-Nya, apapun agamanya.
Kami Menjawab
Ayat-ayat Al Qur`an merupakan contoh
keharmonisan yang monumental. Setiap ayat-ayat Al Quran memiliki makna yang
serasi, saling menafsiri, dan jauh dari kontradiksi. Allah berfirman :
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ
عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا [النساء: 82[
“ Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya “ (QS An Nisa
: 82)
Ayat-ayat Al Quran dengan lugas
menerangkan batasan yang jelas antara agama yang benar dan agama yang salah,
dan menegaskan dengan tanpa ada keraguan lagi mengenai agama yang benar
disisi-Nya :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ [آل عمران:
19[
Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imran : 19)
Dalam ayat lain disebutkan :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا [المائدة: 3[
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu (QS Al Ma`idah : 3)
Tidak hanya itu, Al Qur`an juga
menjelaskan bahwa mereka yang yang mencari keselamatan di luar Islam, bukan
hanya salah tapi juga akan menjadi orang-orang yang merugi di akhirat :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ
يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [آل عمران: 85[
Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran : 85)
Seorang pendukung Pluralisme Fanatik,
mungkin akan berusaha untuk memalingkan makna ayat-ayat di atas dengan
mengatakan bahwa yang dimaksud Islam disini adalah penyerahan diri secara
total pada Tuhan , dan bukan suatu kumpulan ibadah-ibadah yang dikatakan
sebagai agama.
Kita
tidak perlu mempedulikan ucapan tanpa dasar ini, entah dari mana dia mendapatkan
penafsiran ini. Karena Allah telah menjelaskan dalam ketiga ayat di atas
bahwa islam adalah agama di sisi-Nya, agama yang
diridhai, dan agama satu-satunya. Allah berfirman bahwa islam adalah
Agama.. , agama.., agama. Dan dia masih
berani berkata itu bukan Agama.
Jika
kita masih ragu, perhatikanlah apa jawaban Rasulullah ketika ditanya mengenai
Islam, Beliau bersabda :
يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى
عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِسْلاَمُ
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ
إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً.
“Islam
itu adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah, dan engkau mendirikan Shalat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke Baitullah bagi orang yang mampu
menempuhnya” (HR Muslim) (1)
Ayat-ayat Pluralisme
Mari kita renungkan firman Allah yang
diklaim sebagai ayat pluralisme :
إنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا
وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [البقرة: 62[
Sesungguhnya orang-orang mukmin,
orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS Al Baqarah - 62)
Andai kita memahami ayat ini dari sudut
pandang kaum pluralis, maka kita akan menemukan banyak kontradiksi dengan
ayat-ayat lainnya, seperti tiga ayat di atas yang dengan jelas mengatakan agama
yang benar hanyalah islam, atau ayat mengenai kafirnya Yahudi, Nasrani dan kaum
Musyrik serta ancaman neraka bagi mereka di akhirat. Seperti dalam ayat :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ
الْبَرِيَّةِ [البينة: 6[
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk.
(QS Al Bayinah : 6 )
Ahli kitab yaitu kaum Yahudi dan
Nasrani.
Terlebih lagi hal itu sama sekali tidak
sesuai dengan perbuatan Nabi Muhammad, jika semua agama adalah benar, maka apa
perlunya Nabi Muhammad saw mengutus utusan-utusan ke berbagai Negara dan bangsa
untuk menyerukan mereka pada agama Islam dan mengancam mereka dengan azab di
hari akhir bagi yang enggan memeluk islam(2) ?
Lalu apa makna ayat tersebut ?
Sebenarnya makna ayat tersebut telah
ditafsiri dengan ayat-ayat yang lain, Ketika kita membaca bahwa kaum Nasrani
telah kafir dengan menganggap Isa sebagai tuhan(3)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ
الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا
اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنْصَارٍ [المائدة: 72[
Sesungguhnya telah kafirlah
orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun. (QS Al Mai`dah : 72)
Dan ayat selanjutnya :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ
لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [المائدة: 73[
“Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang
mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir
diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” (Al Maidah : 73)
Ketika kita menemukan dalam Al Qu`an
bahwa kaum Yahudi telah kafir karena mendustakan Muhammad, dan bermain-main
dengan ayat-ayat tuhan(3), dan kaum musyrik telah kafir karena
mensekutukan Allah dengan yang lainnya (4). Maka kita akan memahami
bahwa maksud Yahudi, Nasrani dan Shabiin dalam ayat di atas bukanlah Nasrani
yang menganggap Isa sebagai tuhan, bukan Yahudi yang tidak mempercayai Muhammad
dan bukan pula orang-orang yang mensekutukan Allah. Lalu siapa mereka ?
para ahli tafsir telah memudahkan kita
untuk mengetahui jawabannya. Mereka menyatakan mengenai makna ayat, bahwa
orang-orang yang beriman kepada Allah sebelum Allah mengutus Rasulullah saw,
seperti Qiss bin Saidah, Waroqoh bin Naufel, Salman Al farisi, dll, begitu juga orang-orang Yahudi, Nasrani dan
Shabiin. Jika mereka beriman kepada Allah, Hari Akhir dan kepada
Muhammad setelah Muhammad di utus kepada mereka, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Sedangkan mereka
yang tidak beriman kepada Muhammad, dan tetap pada agama Nasrani, Yahudi, atau
Musyrik setelah diutusnya Rasulullah pada mereka, mereka tidak termasuk dalam
ayat ini.(5)
Ada juga sebagian kaum pluralis yang
berdalil dengan ayat :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ
كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
[يونس: 99[
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki,
tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu
(hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman
semuanya ? (QS Yunus : 99)
Mereka mengatakan jika Tuhan menghendaki
maka dengan sangat mudah manusia dijadikan dalam satu agama saja, tetapi Allah
menghendaki lain, ini menunjukkan perbedaan agama merupakan kehendak Tuhan, dan
semua agama adalah bentukkan Tuhan yang memiliki kebenaran.
Ini merupakan argumentasi yang lucu.
pembenaran suatu hal dengan alasan kehendak Tuhan merupakan pembenaran yang yang lemah, karena
dengan alasan yang sama kita bisa mengatakan untuk pembenaran tindak pembunuhan
misalnya, “Jika Tuhan menghendaki tidak akan ada pembunuhan di muka bumi tetapi
Tuhan mengghendaki lain”
Dan dengan alasan ini pula lah kaum musyrik
menentang Rasulullah, Allah mencela mereka dalam ayat-Nya :
سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا
أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ
عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ
إِلَّا تَخْرُصُونَ [الأنعام: 148[
Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan,
akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak
kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang
sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah
mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah:
"Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu
mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan
belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.(QS Al An`am : 148)
Pluralisme dan Pluralitas
Ada perbedaan antara pluralisme agama
dan pluralitas agama. Pluralisme beragama adalah faham yang menyatakan bahwa
semua agama itu benar. Sedangkan pluralitas adalah keanekaragaman agama. Islam
menolak pluralisme tetapi tidak mengingkari adanya keanekaragaman agama di
dunia. Islam mengakui eksistensi mereka, dan memberi ruang pada mereka tetapi
tidak membenarkan ajaran mereka. Oleh karena itu dalam islam terdapat hukum
bermuamalah dengan pemeluk agama lain.
Ini yang dinamakan dengan pluralitas
agama, keanekaragaman agama yang diisyaratkan Allah dalam firmannya :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
[هود: 118[
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (QS Hud : 118)
islam memang menganjurkan umatnya untuk
berdakwah tetapi tidak memaksakan kehendak bagi mereka yang tidak mau memasuki
agama Islam dalam islam terkenal slogan yang berasal dari ayat Al Qur`an :
لكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ [الكافرون: 6[
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.( QS Al Kafirun : 6)
Meski demikian bukan berarti kita
mengakui kebenaran agama di luar islam,
Bersamaan slogan ini kita meyakini bahwa agama islam-lah yang benar, hal
ini tersirat dalam ayat :
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا
وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ
مُخْلِصُونَ [البقرة: 139[
Katakanlah: "Apakah kamu
memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan
Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati (QS Al Baqarah : 139)
Perhatikan, setelah membebaskan manusia
untuk beramal sesuai dengan keyakinanya kita di perintahkan untuk menyatakan
bahwa hati kitalah yang ikhlas ditujukan pada Tuhan. Maksud dari ikhlas disini adalah tidak
mensekutukan Allah.
Referensi
(1)صحيح مسلم (1/ 28)
102
- ......قَالَ حَدَّثَنِى أَبِى عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ
سَوَادِ الشَّعَرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا
أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا
مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ
رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً. قَالَ
صَدَقْتَ. قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى
عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ».
قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ
اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ». قَالَ
فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ
السَّائِلِ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ « أَنْ تَلِدَ
الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ
الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِى « يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ ». قُلْتُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ
يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ ». .
(2)صحيح البخاري (4/ 1610(
4162 - حدثنا إسحاق حدثنا يعقوب بن إبراهيم حدثنا
أبي عن صالح عن ابن شهاب قال أخبرني عبيد الله بن عبد الله أن ابن عباس أخبره :
أن
رسول الله صلى الله عليه و سلم بعث بكتابه إلى كسرى مع عبد الله ابن حذافة السهمي فأمره أن
يدفعه إلى عظيم البحرين فدفعه عظيم البحرين إلى كسرى فلما قرأه مزقه فحسبت أن ابن
المسيب قال فدعا عليهم رسول الله صلى الله عليه و سلم أن يمزقوا كل ممزق
صحيح مسلم (3/ 1393(
...
74 - ( 1773 )قال
ثم دعا بكتاب رسول الله صلى الله عليه و سلم فقرأه فإذا فيه ( بسم الله الرحمن
الرحيم من محمد رسول الله إلى هرقل عظيم الروم سلام على من اتبع الهدى أما بعد
فإني أدعوك بدعاية الإسلام أسلم تسلم وأسلم يؤتك الله أجرك مرتين وإن توليت فإن
عليك إثم الأريسيين { ويا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم أن لا
نعبد إلى الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا
فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون } [ 3 / آل عمران / الآية 64 ] فلما فرغ من قراءة
الكتاب ارتفعت الأصوات عنده وكثر اللغط وأمر بنا فأخرجنا قال فقلت لأصحابي حين
خرجنا لقد أمر أمر ابن أبي كبشة إنه ليخافه ملك بني الأصفر قال فما زلت موقنا بأمر
رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه سيظهر حتى أدخل الله على الإسلام
(3)[البقرة: 89
- 92]
{وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا
فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
(89) بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا
بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ
بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ
أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (91) }
[المائدة: 64]
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ
مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ
مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا
أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ
الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كُلَّمَا أَوْقَدُوا
نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ}
[النساء: 46]
{ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ
الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ
مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ
أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا
لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ
إِلَّا قَلِيلًا (46)}
[الجمعة: 6، 7]
{ قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ
زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا
الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (6) وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا
قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ}
[التوبة: 30، 31]
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ
اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ
بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ
اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30) اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا
يُشْرِكُونَ (31) }
[البقرة: 120]
{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا
النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ }
[المائدة: 18، 19]
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ
أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ
أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ
الْمَصِيرُ (18) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ
لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ
وَلَا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ }
[البقرة: 79]
{
فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ }
[آل عمران: 78]
{وَإِنَّ
مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ
الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ
يَعْلَمُونَ}
(4)[الحجر: 96، 97[
الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا
آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (96) وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا
يَقُولُونَ (97)
[المؤمنون: 117[
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ
لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ
الْكَافِرُونَ
[ق: 26]
{الَّذِي
جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ }
(5)تفسير الرازي (2/ 135(
فلأجل هذا الإشكال ذكروا وجوهاً ، أحدها :
وهو قول ابن عباس . المراد الذين آمنوا قبل مبعث محمد بعيسى عليهما السلام مع البراءة
عن أباطيل اليهود والنصارى مثل قس بن ساعدة ، وبحيرى الراهب وحبيب النجار وزيد بن عمرو
بن نفيل وورقة بن نوفل وسلمان الفارسي وأبي ذر الغفاري ووفد النجاشي فكأنه تعالى قال
: إن الذين آمنوا قبل مبعث محمد والذين كانوا على الدين الباطل الذي لليهود والذين
كانوا على الدين الباطل الذي للنصارى كل من آمن منهم بعد مبعث محمد عليه السلام بالله
واليوم الآخر وبمحمد فلهم أجرهم عند ربهم
تفسير الخازن (1/ 49(
. ولما ذكر هذه الوظائف قال { من آمن بالله واليوم الآخر }
فإن قلت : كيف قال في أول الآية إن الذين آمنوا وقال في آخرها من آمن بالله فما فائدة
التعميم أولاً ثم التخصيص آخراً قلت : اختلف العلماء في حكم الآية فلهم فيه طريقان
أحدهما أنه أراد أن الذين آمنوا على التحقيق ثم اختلفوا فيهم فقيل هم الذين آمنوا في
زمن الفطرة وهم طلاب الدين مثل حبيب النجار وقس بن ساعدة وورقة بن نوفل وبحيرا الراهب
وأبي ذر الغفاري وسلمان الفارسي ، فمنهم من أدرك النبي صلى الله عليه وسلم وتابعه ومنهم
من لم يدركه فكأنه تعالى قال : إن الذين آمنوا قبل مبعث النبي صلى الله عليه وسلم
والذين كانوا على الدين الباطل المبدل من اليهود والنصارى والصابئين من آمن منهم بالله
واليوم الآخر وبمحمد صلى الله عليه وسلم فلهم أجرهم عند ربهم ، وقيل : هم المؤمنون
من الأمم الماضية وقيل : هم المؤمنون من هذه الأمة والذين هادوا يعني الذين كانوا على
دين موسى ولم يبدلوا والنصارى الذين كانوا على دين عيسى ولم يغيروا والصابئين يعني
في زمن استقامة أمرهم من آمن منهم ومات وهو مؤمن لأن حقيقة الإيمان تكون بالوفاة .
وأما الطريقة الثانية فقالوا؛ إن المذكورين بالإيمان في أول الآية إنما هو على طريق
المجاز دون الحقيقة وهم الذين آمنوا بالأنبياء الماضين ولم يؤمنوا بك وقيل : هم المنافقون
الذين آمنوا بألسنتهم ولم يؤمنوا بقلوبهم واليهود والنصارى والصابئون ، فكأنه تعالى
قال هؤلاء المطلوبون كل من آمن منهم بالإيمان الحقيقي صار مؤمناً عند الله ، وقيل
: إن المراد من قوله إن الذين آمنوا بمحمد صلى الله عليه وسلم في الحقيقة حين الماضي
، ثبتوا على ذلك المستقبل وهو المراد من قوله تعالى : { من آمن بالله واليوم الآخر
وعمل صالحاً } أي في إيمانه { فلهم أجرهم عند ربهم } أي جزاء أعمالهم { ولا خوف عليهم
ولا هم يحزنون } أي في الآخرة
.
تفسير القرطبي (1/ 471(
الثامنة : روي عن ابن عباس أن قوله : { إن
الذين آمنوا والذين هادوا } الآية منسوخ بقوله تعالى : { ومن يبتغ غير الإسلام دينا
فلن يقبل منه } الآية وقال غيره : ليست بمنسوخة وهي فيمن ثبت على إيمانه من المؤمنين
بالنبي عليه السلام
Tidak ada komentar:
Posting Komentar