وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
[النجم/39[
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya” (An Najm : 39)
Syubhat
Memberikan pahala ibadah sebagai hadiah
bagi mayit, baik berupa sedekah, sholat, bacaan qur`an atau lainnya merupakan
perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat baik bagi yang melakukan maupun
bagi mayit, karena dengan tegas ayat ini menyatakan bahwa seseorang hanya akan
mendapatkan apa yang ia usahakan saja.
Oleh karena itulah Imam Syafi`i
menjadikan ayat ini sebagai dalil mengenai tidak bergunanya bacaan al qur`an
dan amalan-amalan lain yang diperuntukan bagi mayit.
Kami Menjawab
Allah SWT telah berfirman :
وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
[النجم/39[
“Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”
(An Najm : 39)
Para ahli tafsir berselisih mengenai
makna ayat ini. Jika dilihat sepintas, makna ayat ini sangat jelas, kita hanya
mendapatkan balasan dari apa yang kita usahakan sendiri. Tetapi faktanya
banyak sekali ayat dan hadits yang justru
menunjukkan bermanfaatnya amal orang lain.
Contoh paling jelas adalah doa, doa
merupakan perbuatan orang lain akan tetapi para ulama sepakat bahwa doa orang
yang hidup sampai kepada mayit, hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (10) }
[الحشر: 10]
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang." (QS AL Hasyr : 10)
Manfaat doa juga dibuktikan dengan
disyariatkannya shalat jenazah yang disitu terdapat doa bagi mayit.
Bukan hanya do`a, kesholehan
orang tua juga bisa memberi manfaat kepada keturunannya, dalam suatu ayat,
Allah berfirman :
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ
بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ [الطور: 21[
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang
anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”
(QS Ath Thur : 21)
Seorang anak akan dikumpulkan dengan
orang-tuanya yang sholeh di surga walaupun sebenarnya derajat ketakwaan
mereka berbeda. Ini berarti anak tersebut mendapatkan manfaat dari amal
orang-tuanya.
Maka tidak heran jika Sebagian ulama
tafsir mengatakan, ayat ini menghapus hukum yang ada pada ayat :
وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
[النجم/39
(1)[.
Jika kita mencermati hadits-hadits shahih,
kita akan menemukan lebih banyak lagi nash yang menunjukkan manfaat yang
bisa diberikan orang hidup kepada mereka yang telah wafat.
Perhatikan hadits-hadits berikut ini :
:
إذا مات الإنسان انقطع
عنه عمله إلا من ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
“Jika telah wafat seorang manusia maka
amalnya terputus kecuali dari tiga hal, Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat
dan anak sholeh yang berdoa untuknya”
(HR Muslim)(2)
Ada dua point penting yang dapat kita
ambil dari hadits ini, pertama, bahwa kematian ternyata tidak memutus secara
mutlak aliran pahala dari amal kita, dan yang kedua, mengenai bermanfaatnya
amal orang lain yaitu anak bagi orang-tuanya.
Disebutkan tiga hal ini, bukan
berarti amal lainnya tidak bisa
bermanfaat bagi mayit. Buktinya, banyak hadits lain yang menyebutkan mengenai
amal-amal yang dianjurkan untuk dilakukan bagi mayit. Rasulullah bersabda :
من
مات وعليه صيام صام عنه وليه
“Siapa
yang mati dan memiliki tanggungan puasa
yang belum dikerjakan, hendaknya walinya menggantikan untuk berpuasa”
(HR Bukhari, Muslim)(3)
Hadits
ini mencakup ketentuan mengenai kebolehan mengerjakan puasa untuk orang yang
telah wafat, dan itu tidak harus dilakukan oleh seorang anak, orang lain juga
bisa, karena wali dari mayit tidak selalu berarti anak.
Memang
ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa puasa dan shalat untuk orang yang
telah wafat tidak berguna, berdasarkan hadits :
لا
يصلي أحد عن أحد ولا يصوم أحد عن أحد ولكن يطعم عنه مكان كل يوم مدا من حنطة
Tidak
digantikan sholat seseorang dari orang lain, dan tidak digantikan puasa
seseorang dari orang lain, tetapi cukup digantikan untuk setiap harinya satu
mud gandum (HR Nasa`i)(4)
Tetapi
masih ada jalan lain untuk mengkompromikan dua hadits yang terlihat saling
bertolak-belakang ini, ulama mengatakan hadits mengenai kebolehan
menggantikan puasa itu bagi orang yang
telah wafat, sedangkan yang melarangnya itu bagi orang yang masih hidup (5).
Selain
puasa, ibadah haji juga bisa dilakukan untuk orang yang telah wafat
Diceritakan
dalam suatu hadits mengenai seorang wanita yang bertanya kepada Nabi saw :
إن
أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها
قال نعم حجي عنها
“ Sesungguhnya ibuku telah bernazar untuk
haji akan tetapi ia wafat, apakah aku boleh menghajikannya?”, Rasulullah
bersabda “ Ya, berhajilah untuknya ,…”(HR Bukhari)(6)
Jika
bukan karena manfaat yang didapat Ibu wanita tersebut , untuk apa Rasulullah
memerintahkan berhaji ?. Ini membuktikan sekali lagi mengenai bermanfaatnya
amal orang hidup yang diperuntukkan untuk yang telah wafat.
Bersedekah
dan membaca sebagian Alquran bagi mayit juga termasuk hal yang dianjurkan untuk
dilakukan, Dalam suatu hadits diceritakan
:
عَنْ سَعْدِ بْنِ
عُبَادَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ
Dari
Sa`ad bin Ubadah berkata “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku
telah wafat apakah aku boleh bersedekah untuknya’, Rasulullah menjawab ‘Iya..’”
(HR Nasa`i)(7)
Dalam
hadits lain Rasulullah saw bersabda :
اقْرَءُوا
(يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ
Bacalah surat yasin bagi orang-orang
mati dari kalian (HR Abu Dawud)
Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud مَوْتَاكُمْ adalah orang yang sedang menghadapi
sakaratul maut, tetapi banyak juga ulama yang mengatakan bahwa مَوْتَاكُمْ
adalah mereka yang telah wafat seperti Imam Syaukhani dan Imam Athabari.
(8)
Selain itu juga telah datang hadits :
وأخرج
سعد الزنجاني عن ابي هريرة مرفوعا: من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب, وقل هو
الله أحد, وألهاكم التكاثر, ثم قال: إني جعلت ثواب ما قرأت من كلامك لأهل المقابر
من المؤمنين والمؤمنات, كانوا شفعاء له ألى الله تعالى. وأخرج عبد العزيز صاحب
الخلال بسند عن أنس مرفوعا: من دخل المقابر, فقرأ سورة يس, خفف الله عنه وكان له
بعدد من فيها حسنات.
“Sa’ad al-Zanjani meriwayatkan hadits
dari Abu Hurairoh ra secara marfu’: “Barang siapa mendatangi kuburan lalu
membaca surah al-Fatihah, Qul Huwallahu Ahad dan al-Hakumuttakatsur, kemudian
mengatakan: “Ya Allah, aku hadiahkan pahala bacaan al-Qur’an ini bagi kaum
beriman laki-laki dan perempuan di kuburan ini”, maka mereka akan menjadi
penolongnya kepada Allah”. Abdul Aziz – murid dari al-Imam al-Khollal -,
meriwayatkan hadist dari sanadnya dari Anas bin Malik ra secara marfu’:
Barangsiapa mendatangi kuburan, lalu membaca Surat Yasin, maka Allah akan
meringankan siksa mereka, dan ia akan memperoleh pahala sebanyak orang-orang
yang ada di kuburan itu.” (Muhammad bin Abdul Wahhab, Ahkam tamanni
al-Maut, hal. 75)(9)
Sebenarnya masih banyak ayat dan hadits
yang dengan jelas menunjukkan manfaat yang bisa diberikan kepada mereka yang
telah wafat. Semua ini menunjukkan bahwa firman Allah :
وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
[النجم/39[
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”
(An Najm : 39)
Tidak bisa dipahami secara dangkal,
bahkan Sebagian ulama ada yang memberikan delapan tafsir bagi ayat ini, dan
kesemuanya kembali kepada satu kesimpulan, yaitu bermanfaatnya amal yang dihadiahkan
pada mayit. (10)
As
Syaikh Ibnu Taimiyah mengatakan mengenai ayat ini : “Sesungguhnya
Allah tidak berfirman “Dan bahwasanya seorang manusia tidak bisa mengambil
manfaat selain dari apa yang telah diusahakannya”, tetapi Allah berfirman
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”. Artinya manusia tidak memiliki kecuali hasil usahanya, dan
tidak berhak memiliki selain itu sedangkan apa yang diusahakan orang lain maka
itu milliknya. Sebagaimana manusia tidak memiliki kecuali hartanya dan manfaat
dari dirinya sedangkan harta dan manfaat orang lain itu milik orang tersebut.
Tetapi jika seseorang memberi (hartanya) dengan sukarela padanya maka hal itu
diperbolehkan, begitu juga dalam masalah ini, jika seseorang memberikan padanya
hasil dari usahanya, maka Allah akan menyampaikan manfaatmya, ia dapat
mengambil manfaat dari doa dan shodaqah dan ia bisa juga mendapat manfaat dari
setiap apa yang disampaikan kepadanya dari kaum muslim baik dari kerabatnya
atau bukan sebagaimana ia mendapat manfaat dari sholat orang yang mensholatinya
dan doa mereka di kuburnya.” (11)
Seluruh
ulama telah sepakat bahwa orang yang telah wafat bisa mendapatkan manfaat dari
orang yang masih hidup, mereka hanya berselisih mengenai amalan yang bisa
disampaikan kepada mayit.
Mereka semua telah sepakat mengenai
sampainya do`a dan sedekah. Sedangkan mengenai sampainya pahala amal badaniyah
seperti shalat, puasa, haji, qiraah qur`an dll, menurut Imam Hanafi dan Ahmad dan sebagian besar
ulama lainya amalan tersebut bisa dihadiahkan kepada mayit, sedangkan Imam
Syafi`i dan Imam Malik menyatakan tidak bisa (12)
As
Syaikh Ibnu Qayim Aj Jauziyah berkata : “Kesimpulanya, hal yang
paling afdhol untuk dihadiahkan pada mayit adalah memerdekakan budak, shodaqah
,istigfar baginya, do`a baginya dan haji untuknya. Adapun membaca qur`an dan
menghadiahkan pahalanya untuk mayit secara sukarela tanpa imbalan maka
pahalanya sampai kepada mayit sebagaimana sampainya pahala puasa dan haji (13)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata : “Adapun membaca alqur`an dan shadaqah dan selain keduanya daripada
perbuatan baik maka tidak ada pertentangan antara ulama ahli sunnah dan jama`ah
dalam sampainya pahala ibadah harta seperti shadaqah, dan memerdekakan budak,
sebagaimana sampai kepada mayit pahala doa dan istigfar, sholat janazah dan dua
disisi kuburnya. Akan tetapi mereka berselisih dalam masalah sampainya pahala
ibadah badaniyah seperti puasa, sholat, qira`ah qur`an, . Pendapat yang
benar adalah bahwa semua hal itu sampai kepada mayit (14)
Penting
untuk digaris bawahi, Imam Syafi`i memang menyatakan pahala qiraah tidak
sampai kepada mayit, tetapi beliau tidak melarangnya, bahkan di sebagian
riwayat beliau justru menganjurkannya.
Al
Imam Nawawi dalam kitab Riyadus Shalihin mengutip perkataan Imam
Syafi’i, “Sunah agar dibacakan sedikit daripada Al Qur`an di sisi orang yang
mati, dan jika dibaca sampai khatam itu itu lebih utama”
Al
Imam Za`farani berkata “Aku bertanya kepada Imam Syafii mengenai
membaca quran di kubur maka Imam Syafii menjawab “ Tidak mengapa””.(15)
Untuk
keluar dari khilaf, sebagian ulama mengatakan, jika kita ingin memberikan
pahala bacaan kita kepada mayit hendaknya kita berdoa setelah membaca qur`an
agar pahala bacaan kita diberikan kepada mayit, karena semua ulama telah
sepakat bahwa do`a bermanfaat bagi mayit, jadi jika kita berdo`a seperti itu
maka Insya Allah pahalanya diterima(16).
Dari
uraian ini dapat kita ketahui, tidak seorang pun dari ulama salaf yang
menyatakan bahwa mengirimkan pahala pada mayit merupakan bid`ah. Mereka hanya
berselisih dalam masalah sampai atau tidaknya pahala tersebut bukan bid`ah atau
tidaknya masalah ini, dan ikhtilaf ulama adalah rahmat. Bagi yang meyakini
bahwa amal tidak sampai kepada mayit hendaknya tidak mencela apalagi membid`ahkan
mereka yang meyakini hal ini, karena itu sama artinya dengan mencela dan
menganggap bid`ah para imam sekaliber Imam Hanafi, Ahmad, Ibnu Taimiyah, Ibnu
Qayim serta ulama-ulama lainnya.
Referensi
(1)
تفسير الطبري (22/ 546)
ا( وَأَنْ لَيْسَ
لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى ) يقول جلّ ثناؤه: أوَ لم يُنَبأ أنه لا يُجَازي عامل
إلا بعمله، خيرا كان ذلك أو شرّا.
كما حدثني يونس،
قال: أخبرنا ابن وهب، قال: قال ابن زيد في قوله( وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا
مَا سَعَى ) ، وقرأ( إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى ) قال: أعمالكم.وذُكر عن ابن
عباس أنه قال: هذه الآية منسوخة.
حدثني عليّ، قال: ثنا أبو صالح، قال: ثني
معاوية، عن عليّ، عن عليّ، عن ابن عباس، قوله( وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ
إِلا مَا سَعَى ) قال: فأنزل الله بعد هذا( وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ
ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ ) فأدخل الأبناء
بصلاح الآباء الجنة.
(2)صحيح
مسلم (3/ 1255(
14
- ( 1631 ) حدثنا يحيى بن
أيوب وقتيبة ( يعني ابن سعيد ) وابن حجر قالوا حدثنا إسماعيل ( هو ابن جعفر ) عن
العلاء عن أبيه عن أبي هريرة : أن
رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة
إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له(
(3)صحيح
البخاري (2/ 690)
1851 - حدثنا محمد بن خالد حدثنا محمد بن موسى بن أعين حدثنا أبي
عن عمرو بن الحارث عن عبيد الله بن أبي جعفر أن محمد بن جعفر حدثه عن عروة عن
عائشة رضي الله عنها : أن رسول الله صلى
الله عليه و سلم قال ( من مات وعليه صيام صام عنه وليه ) تابعه ابن وهب عن عمرو . ورواه يحيى بن أيوب عن
ابن أبي جعفر
صحيح
مسلم (2/ 803)
153
- ( 1147 ) وحدثني هارون بن سعيد الأيلي وأحمد بن عيسى قالا حدثنا ابن وهب أخبرنا
عمرو بن الحارث عن عبيدالله بن أبي جعفر عن محمد بن جعفر بن الزبير عن عروة عن
عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : من مات وعليه صيام صام عنه وليه
(4)سنن النسائي الكبرى (2/ 175)
2918 - أنبأ محمد بن عبد الأعلى قال حدثنا يزيد وهو بن زريع قال
حدثنا حجاج الأحول قال حدثنا أيوب بن موسى عن عطاء بن أبي رباح عن بن عباس قال :
لا يصلي أحد عن أحد ولا يصوم أحد عن أحد ولكن يطعم عنه مكان كل يوم مدا من حنطة
(5)فتح الباري لابن حجر (19/ 69)
وَصَلَهُ
مَالِك عَنْ عَبْد اللَّه بْن أَبِي بَكْر أَيْ اِبْن مُحَمَّد بْن عَمْرو بْن
حَزْم عَنْ عَمَّته أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ عَنْ جَدَّتِهِ أَنَّهَا كَانَتْ
جَعَلَتْ عَلَى نَفْسهَا مَشْيًا إِلَى مَسْجِد قُبَاءٍ فَمَاتَتْ وَلَمْ تَقْضِهِ
فَأَفْتَى عَبْد اللَّه بْن عَبَّاس اِبْنَتهَا أَنْ تَمْشِيَ عَنْهَا ،
وَأَخْرَجَهُ اِبْن أَبِي شَيْبَة بِسَنَدٍ صَحِيحٍ عَنْ سَعِيد بْن جُبَيْر قَالَ
مَرَّة عَنْ اِبْن عَبَّاس قَالَ : إِذَا مَاتَ وَعَلَيْهِ نَذْر قَضَى عَنْهُ
وَلِيُّهُ . وَمِنْ طَرِيق عَوْن بْن عَبْد اللَّه بْن عُتْبَةَ أَنَّ اِمْرَأَة
نَذَرَتْ أَنْ تَعْتَكِفَ عَشَرَة أَيَّام فَمَاتَتْ وَلَمْ تَعْتَكِفْ فَقَالَ
اِبْن عَبَّاس اِعْتَكِفْ عَنْ أُمّك . وَجَاءَ عَنْ اِبْن عُمَر وَابْن عَبَّاس
خِلَاف ذَلِكَ فَقَالَ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ : إِنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ عَبْد
اللَّه بْن عُمَر كَانَ يَقُول : لَا يُصَلِّي أَحَدٌ عَنْ أَحَدٍ وَلَا يَصُوم
أَحَد عَنْ أَحَد ، وَأَخْرَجَ النَّسَائِيُّ مِنْ طَرِيق أَيُّوب بْن مُوسَى
عَنْ عَطَاء بْن أَبِي رَبَاح عَنْ اِبْن عَبَّاس قَالَ : لَا يُصَلِّي أَحَد عَنْ
أَحَد وَلَا يَصُوم أَحَد عَنْ أَحَد أَوْرَدَهُ اِبْن عَبْد الْبَرّ مِنْ طَرِيقه
مَوْقُوفًا ثُمَّ قَالَ : وَالنَّقْل فِي هَذَا عَنْ اِبْن عَبَّاس مُضْطَرِب .
قُلْت : وَيُمْكِن الْجَمْع بِحَمْلِ الْإِثْبَات فِي حَقّ مَنْ مَاتَ
وَالنَّفْي فِي حَقّ الْحَيّ ، ثُمَّ وَجَدْت عَنْهُ مَا يَدُلّ عَلَى
تَخْصِيصه فِي حَقّ الْمَيِّت بِمَا إِذَا مَاتَ وَعَلَيْهِ شَيْء وَاجِب فَعِنْد
اِبْن أَبِي شَيْبَة بِسَنَدٍ صَحِيحٍ : سُئِلَ اِبْن عَبَّاس عَنْ رَجُل مَاتَ
وَعَلَيْهِ نَذْر فَقَالَ : يُصَام عَنْهُ النَّذْر ، وَقَالَ اِبْن الْمُنِير :
يَحْتَمِل أَنْ يَكُون اِبْن عُمَر أَرَادَ بِقَوْلِهِ " صَلَّى عَنْهَا
" الْعَمَل بِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " إِذَا مَاتَ
اِبْن آدَم اِنْقَطَعَ عَمَله إِلَّا مِنْ ثَلَاث " فَعَدَّ مِنْهَا الْوَلَد
لِأَنَّ الْوَلَد مِنْ كَسْبه فَأَعْمَاله الصَّالِحَة مَكْتُوبَة لِلْوَالِدِ
مِنْ غَيْر أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْره ، فَمَعْنَى صَلَّى عَنْهَا أَنَّ صَلَاتَك
مُكْتَتَبَةٌ لَهَا وَلَوْ كُنْت إِنَّمَا تَنْوِي عَنْ نَفْسك ، كَذَا قَالَ ،
وَلَا يَخْفَى تَكَلُّفُهُ . وَحَاصِل كَلَامِهِ تَخْصِيص الْجَوَاز بِالْوَلَدِ ،
وَإِلَى ذَلِكَ جَنَحَ اِبْن وَهْب وَأَبُو مُصْعَب مِنْ أَصْحَاب الْإِمَام
مَالِك ، وَفِيهِ تَعَقُّب عَلَى اِبْن بَطَّال حَيْثُ نَقَلَ الْإِجْمَاع أَنَّهُ
لَا يُصَلِّي أَحَد عَنْ أَحَد لَا فَرْضًا وَلَا سُنَّة لَا عَنْ حَيّ وَلَا عَنْ
مَيِّت ، وَنُقِلَ عَنْ الْمُهَلَّب أَنَّ ذَلِكَ لَوْ جَازَ لَجَازَ فِي جَمِيع
الْعِبَادَات الْبَدَنِيَّة وَلَكَانَ الشَّارِع أَحَقّ بِذَلِكَ أَنْ يَفْعَلهُ
عَنْ أَبَوَيْهِ ، وَلَمَا نُهِيَ عَنْ الِاسْتِغْفَار لِعَمِّهِ ، وَلَبَطَلَ
مَعْنَى قَوْله ( وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ) اِنْتَهَى .
وَجَمِيع مَا قَالَ لَا يَخْفَى وَجْه تَعَقُّبه خُصُوصًا مَا ذَكَرَهُ فِي حَقّ
الشَّارِع ، وَأَمَّا الْآيَة فَعُمُومهَا مَخْصُوص اِتِّفَاقًا وَاَللَّه أَعْلَم
.
(6)صحيح
البخاري (2/ 656)
1754 - حدثنا موسى بن
إسماعيل حدثنا أبو عوانة عن أبي بشر عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضي الله
عنهما : أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبي
صلى الله عليه و سلم فقالت إن أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها ؟ قال
( نعم حجي عنها أرأيت لو كان على أمك دين أكنت قاضية ؟ . اقضوا الله فالله أحق
بالوفاء )
صحيح
مسلم (3/ 156)
2753
- وَحَدَّثَنِى عَلِىُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِىُّ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ
مُسْهِرٍ أَبُو الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَطَاءٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ - رضى الله عنه - قَالَ بَيْنَا أَنَا جَالِسٌ
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذْ أَتَتْهُ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ
إِنِّى تَصَدَّقْتُ عَلَى أُمِّى بِجَارِيَةٍ وَإِنَّهَا مَاتَتْ - قَالَ -
فَقَالَ « وَجَبَ أَجْرُكِ وَرَدَّهَا عَلَيْكِ الْمِيرَاثُ ». قَالَتْ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ كَانَ عَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفَأَصُومُ عَنْهَا قَالَ
« صُومِى عَنْهَا ». قَالَتْ إِنَّهَا
لَمْ تَحُجَّ قَطُّ أَفَأَحُجُّ عَنْهَا قَالَ « حُجِّى عَنْهَا ».
(7)سنن
النسائي (6/ 565)
3666
- أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ قَالَ حَدَّثَنَا
وَكِيعٌ عَنْ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ سَعْدِ
بْنِ عُبَادَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قُلْتُ
فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ
(8)سنن أبى داود (9/ 293)
3123 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ
وَمُحَمَّدُ بْنُ مَكِّىٍّ الْمَرْوَزِىُّ - الْمَعْنَى - قَالاَ حَدَّثَنَا ابْنُ
الْمُبَارَكِ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِىِّ عَنْ أَبِى عُثْمَانَ - وَلَيْسَ
بِالنَّهْدِىِّ - عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ
-صلى الله عليه وسلم- « اقْرَءُوا (يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ ». وَهَذَا لَفْظُ ابْنِ
الْعَلاَءِ.
نيل
الأوطار (6/ 111(
ا
وَأَسْنَدَهُ صَاحِبُ مُسْنَدِ الْفِرْدَوْسِ مِنْ طَرِيقِ مَرْوَانَ بْنِ سَالِمٍ
عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عُمَرَ وَعَنْ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ وَأَبِي
ذَرٍّ قَالَا : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : { مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوتُ فَيُقْرَأُ عِنْدَهُ يس إلَّا هَوَّنَ اللَّهُ
عَلَيْهِ } وَفِي الْبَابِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَحْدَهُ أَخْرَجَهُ أَبُو الشَّيْخِ
فِي فَضْلِ الْقُرْآنِ ، هَكَذَا فِي التَّلْخِيصِ قَالَ ابْنُ حِبَّانَ فِي
صَحِيحِهِ قَوْلُهُ : " اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ " أَرَادَ بِهِ
مَنْ حَضَرَتْهُ الْمَنِيَّةُ لَا أَنَّ الْمَيِّتَ يُقْرَأُ عَلَيْهِ ،
وَكَذَلِكَ " لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ " .وَرَدَّهُ الْمُحِبُّ
الطَّبَرِيُّ فِي الْقِرَاءَةِ وَسَلَّمَ لا فِي التَّلْقِينِ
ا هـ .وَاللَّفْظُ
نَصٌّ فِي الْأَمْوَاتِ وَتَنَاوُلُهُ لِلْحَيِّ الْمُحْتَضَرِ مَجَازٌ فَلَا
يُصَارُ إلَيْهِ إلَّا لِقَرِينَةٍ . وَبِقِرَاءَةِ
( يس ) مِنْ الْوَلَدِ وَغَيْرِهِ لِحَدِيثِ { اقْرَءُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس }
وَقَدْ تَقَدَّمَ
(9) أحكام تمني الموت (ص
75)
وأخرج سعد
الزنجاني عن ابي هريرة مرفوعا: من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب, وقل هو
الله أحد, وألهاكم التكاثر, ثم قال: إني جعلت ثواب ما قرأت من كلامك لأهل المقابر
من المؤمنين والمؤمنات, كانوا شفعاء له ألى الله تعالى. وأخرج عبد العزيز صاحب
الخلال بسند عن أنس مرفوعا: من دخل المقابر, فقرأ سورة يس, خفف الله عنه وكان له
بعدد من فيها حسنات.
مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح
(5/ 464)
وأخرج الخلال في الجامع عن الشعبي قال كانت
الأنصار إذا مات لهم الميت اختلفوا إلى قبره يقرؤون القرآن وأخرج أبو محمد
السمرقندي في فضائل قل هو الله أحد عن علي مرفوعا من مر على المقابر وقرأ قل هو
الله أحد إحدى عشرة مرة ثم وهب أجره للأموات أعطى من الأجر بعدد الأموات وأخرج أبو
القاسم سعد بن علي الزنجاني في فوائده عن أبي هريرة قال قال رسول الله من دخل
المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب وقل هو الله أحد و ألهاكم التكاثر ثم قال إني جعلت ثواب
ما قرأت من كلامك لأهل المقابر من المؤمنين والمؤمنات كانوا شفعاء له إلى الله
تعالى وأخرج القاضي أبو بكر
بن عبد الباقي الأنصاري في مشيخته عن سلمة بن عبيد قال قال حماد المكي خرجت ليلة
إلى مقابر مكة فوضعت رأسي على قبر فنمت فرأيت أهل المقابر حلقة حلقة فقلت قامت
القيامة قالوا لا ولكن رجل من اخواننا قرأ قل هو الله أحد وجعل ثوابها لنا فنحن نقتسمه
منذ سنة وأخرج عبد العزيز صاحب الخلال بسنده عن أنس أن رسول الله قال من دخل
المقابر فقرأ سورة يس خفف الله عنهم وكان له بعدد من فيها حسنات وقال القرطبي
حديث اقرؤا على موتاكم يس هذا يحتمل أن تكون هذه القراءة عند الميت في حال
حياته ويحتمل أن تكون عند قبره كذا ذكره السيوطي في شرح الصدور
(10)عمدة
القاري شرح صحيح البخاري - (ج 4 / ص 499(
فان
قلت قال الله تعالى وأن ليس للإنسان إلا ما سعى ( النجم 39 ) وهو يدل على عدم وصول
ثواب القرآن للميت قلت اختلف العلماء في هذه الآية على ثمانية أقوال أحدهما إنها
منسوخة بقوله تعالى والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم ( الطور 21 ) أدخل الآباء الجنة
بصلاح الأبناي قاله ابن عباس رضي الله تعالى عنهما الثاني إنها خاصة بقوم
إبراهيم وموسى عليهما السلام وأما هذه الأمة فلهم ما سعوا وما سعى لهم غيرهم قاله
عكرمة الثالث المراد بالإنسان ههنا الكافر قاله الربيع بن أنس الرابع
ليس للإنسان إلا ما سعى من طريق العدل فأما من باب
الفضل فجائز أن يزيد الله تعالى ما شاء قاله الحسين بن
فضل الخامس إن معنى ما سعى ما نوى قاله أبو بكر الوراق السادس ليس
للكافر من الخير إلا ما عمله في الدنيا فيثاب عليه في الدنيا حتى لا يبقى له في
الآخرة شيء ذكره الثعلبي السابع إن اللام في الإنسان بمعنى على تقديره ليس
على الإنسان إلا ما سعى الثامن إنه ليس له إلا سعيه غير أن الأسباب مختلفة
فتارة يكون سعيه في تحصيل الشيء بنفسه وتارة يكون سعيه في تحصيل سببه مثل سعيه في
تحصيل قراءة ولد يترحم عليه وصديق يستغفر له وتارة يسعى في خدمة الدين والعبادة
فيكتسب محبة أهل الدين فيكون ذلك سببا حصل بسعيه حكاه أبو الفرج عن شيخه ابن
الزغواني
(11)الفتاوى
الكبرى (3/ 63)
وأما
احتجاج بعضهم بقوله تعالى { وأن ليس للإنسان إلا ما سعى } فيقال له قد ثبت بالسنة
المتواترة وإجماع الأمة : أنه يصلى عليه ويدعى له ويستغفر له وهذا من سعي غيره
وكذلك قد ثبت ما سلف من أنه ينتفع بالصدقة عنه والعتق وهو من سعى غيره وما كان من
جوابهم في موارد الإجماع فهو جواب الباقين في مواقع النزاع وللناس في ذلك أجوبة
متعددة لكن الجواب المحقق في ذلك أن
الله تعالى لم يقل : إن الإنسان لا ينتفع إلا بسعى نفسه وإنما قال : { ليس للإنسان
إلا ما سعى } فهو لا يملك إلا سعيه ولا يستحق غير ذلك وأما ما سعى غيره فهو له كما
أن الإنسان لا يملك إلا مال نفسه ونفع نفسه فمال غيره ونفع غيره وهو كذلك للغير
لكن إذا تبرع له الغير بذلك جاز وهكذا هذا إذا تبرع له
الغير بسعيه نفعه الله بذلك كما ينفعه بدعائه له والصدقة عنه وهو ينتفع بكل ما يصل
إليه من كل مسلم سواء كان من أقاربه أو غيرهم كما ينتفع بصلاة المصلين عليه
ودعائهم له عند قبره
(12)تحفة
الأحوذي - (ج 2 / ص 204)
605 - قَوْلُهُ : ( أَفَيَنْفَعُهَا إِنْ
تَصَدَّقْت عَنْهَا ) بِكَسْرِ الْهَمْزَةِ عَلَى أَنَّهَا شَرْطِيَّةٌ وَفَاعِلُ يَنْفَعُ
ضَمِيرٌ رَاجِعٌ إِلَى التَّصَدُّقِ الْمَفْهُومِ مِنْ الشَّرْطِ وَلَا يَلْزَمُ
الْإِضْمَارُ قَبْلَ الذِّكْرِ ؛ لِأَنَّ قَوْلَهُ " أَفَيَنْفَعُهَا "
فِي مَعْنَى جَزَاءِ الشَّرْطِ فَكَأَنَّهُ مُتَأَخِّرٌ عَنْ الشَّرْطِ رُتْبَةً ،
أَوْ يُقَالُ إِنَّ الْمَرْجِعَ مُتَقَدِّمٌ حُكْمًا لِأَنَّ سَوْقَ الْكَلَامِ
دَالٌّ عَلَيْهِ كَمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ
مِنْهُمَا السُّدُسُ } أَيْ أَبَوَيْ الْمَيِّتِ ، قَالَهُ أَبُو الطَّيِّبِ
السِّنْدِيُّ . قَوْلُهُ : ( فَإِنَّ لِي مَخْرَفًا )بِفَتْحِ الْمِيمِ الْحَدِيقَةُ
مِنْ النَّخْلِ أَوْ الْعِنَبِ أَوْ غَيْرِهِمَا( فَأُشْهِدُك ) صِيغَةُ الْمُتَكَلِّمِ مِنْ الْإِشْهَادِ( بِهِ ) أَيْ بِالْمَخْرَفِ( عَنْهَا ) أَيْ
عَنْ أُمِّي .قَوْلُه ُ : ( هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ ) وَأَخْرَجَهُ
الْبُخَارِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ . قَوْلُهُ
: ( وَبِهِ يَقُولُ أَهْلُ الْعِلْمِ : يَقُولُونَ لَيْسَ شَيْءٌ يَصِلُ إِلَى
الْمَيِّتِ إِلَّا الصَّدَقَةُ وَالدُّعَاءُ ) أَيْ وُصُولُ نَفْعِهِمَا إِلَى الْمَيِّتِ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ لَا
اِخْتِلَافَ بَيْنَ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ ، وَاخْتُلِفَ فِي الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ كَالصَّوْمِ
وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ . قَالَ الْقَارِي فِي شَرْحِ الْفِقْهِ
الْأَكْبَرِ : ذَهَبَ أَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَجُمْهُورُ السَّلَفِ
رَحِمَهُمَا اللَّهُ إِلَى وُصُولِهَا ، وَالْمَشْهُورُ مِنْ مَذْهَبِ
الشَّافِعِيِّ وَمَالِكٍ عَدَمُ وُصُولِهَا اِنْتَهَى . وَقَالَ فِي
الْمِرْقَاةِ : قَالَهُ السُّيُوطِيُّ فِي شَرْحِ الصُّدُورِ : اُخْتُلِفَ فِي
وُصُولِ ثَوَابِ الْقُرْآنِ لِلْمَيِّتِ ، فَجُمْهُورُ السَّلَفِ وَالْأَئِمَّةُ
الثَّلَاثَةُ عَلَى الْوُصُولِ ، وَخَالَفَ فِي ذَلِكَ إِمَامُنَا الشَّافِعِيُّ
مُسْتَدِلًّا بِقَوْلِهِ تَعَالَى { وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
}
شرح
النووي على مسلم (1/ 25)
وَأَمَّا
قَوْله : ( لَيْسَ فِي الصَّدَقَة اِخْتِلَافٌ ) فَمَعْنَاهُ أَنَّ هَذَا
الْحَدِيث لَا يُحْتَجُّ بِهِ ، وَلَكِنْ مَنْ أَرَادَ بِرَّ وَالِدَيْهِ
فَلْيَتَصَدَّقْ عَنْهُمَا فَإِنَّ الصَّدَقَة تَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ
وَيَنْتَفِع بِهَا بِلَا خِلَافٍ بَيْن الْمُسْلِمِينَ وَهَذَا هُوَ الصَّوَاب
. وَأَمَّا مَا
حَكَاهُ أَقْضَى الْقُضَاةِ أَبُو الْحَسَن الْمَاوَرْدِيّ الْبَصْرِيّ الْفَقِيه
الشَّافِعِيّ فِي كِتَابه الْحَاوِي عَنْ بَعْض أَصْحَاب الْكَلَام مِنْ أَنَّ
الْمَيِّت لَا يَلْحَقُهُ بَعْد مَوْته ثَوَاب فَهُوَ مَذْهَبٌ بَاطِلٌ قَطْعًا
وَخَطَأٌ بَيِّنٌ مُخَالِفٌ لِنُصُوصِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَإِجْمَاع
الْأُمَّة فَلَا اِلْتِفَاتَ إِلَيْهِ وَلَا تَعْرِيجَ عَلَيْهِ . وَأَمَّا
الصَّلَاة وَالصَّوْم فَمَذْهَب الشَّافِعِيّ وَجَمَاهِير الْعُلَمَاء أَنَّهُ لَا
يَصِلُ ثَوَابُهُمَا إِلَى الْمَيِّت إِلَّا إِذَا كَانَ الصَّوْم وَاجِبًا عَلَى
الْمَيِّت فَقَضَاهُ عَنْهُ وَلِيُّهُ أَوْ مَنْ أَذِنَ لَهُ الْوَلِيُّ فَإِنَّ
فِيهِ قَوْلَيْنِ لِلشَّافِعِيِّ أَشْهَرُهُمَا عَنْهُ أَنَّهُ لَا يَصِحّ
وَأَصَحُّهُمَا عِنْد مُحَقِّقِي مُتَأَخِّرِي أَصْحَابِهِ أَنَّهُ يَصِحّ وَسَتَأْتِي
الْمَسْأَلَة فِي كِتَاب الصِّيَام إِنْ شَاءَ اللَّه . وَأَمَّا
قِرَاءَة الْقُرْآن فَالْمَشْهُور مِنْ مَذْهَب الشَّافِعِيّ أَنَّهُ لَا يَصِلُ
ثَوَابُهَا إِلَى الْمَيِّت وَقَالَ بَعْض أَصْحَابه : يَصِل ثَوَابهَا إِلَى
الْمَيِّت . وَذَهَبَ
جَمَاعَات مِنْ الْعُلَمَاء إِلَى أَنَّهُ يَصِل إِلَى الْمَيِّت ثَوَاب جَمِيع
الْعِبَادَات مِنْ الصَّلَاة وَالصَّوْم الْقِرَاءَة وَغَيْر ذَلِكَ ، وَفِي
صَحِيح الْبُخَارِيّ فِي بَاب مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ نَذْرٌ أَنَّ اِبْن عُمَرَ
أَمَرَ مَنْ مَاتَتْ أُمُّهَا وَعَلَيْهَا صَلَاةٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَنْهَا .
وَحَكَى صَاحِب الْحَاوِي عَنْ عَطَاء بْن أَبِي رَبَاح وَإِسْحَاق بْن
رَاهْوَيْهِ أَنَّهُمَا قَالَا بِجَوَازِ الصَّلَاة عَنْ الْمَيِّت . وَقَالَ
الشَّيْخُ أَبُو سَعْد عَبْد اللَّه بْن مُحَمَّد بْن هِبَة اللَّه بْن أَبِي
عَصْرُون مِنْ أَصْحَابنَا الْمُتَأَخِّرِينَ فِي كِتَابه الِانْتِصَار إِلَى اِخْتِيَار
هَذَا ، وَقَالَ الْإِمَام أَبُو مُحَمَّدٍ الْبَغَوِيُّ مِنْ أَصْحَابنَا فِي
كِتَابه التَّهْذِيب : لَا يَبْعُد أَنْ يُطْعَمَ عَنْ كُلّ صَلَاة مُدٌّ مِنْ
طَعَام وَكُلُّ هَذِهِ الْمَذَاهِبِ ضَعِيفَةٌ . وَدَلِيلهمْ الْقِيَاس عَلَى
الدُّعَاء وَالصَّدَقَة وَالْحَجّ فَإِنَّهَا تَصِلُ بِالْإِجْمَاعِ وَدَلِيلُ
الشَّافِعِيِّ وَمُوَافِقِيهِ قَوْلُ اللَّهِ : تَعَالَى : { وَأَنْ لَيْسَ
لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى } وَقَوْلُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : " إِذَا مَاتَ اِبْن آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ
يَدْعُو لَهُ " وَاخْتَلَفَ أَصْحَاب الشَّافِعِيّ فِي رَكْعَتَيْ الطَّوَافِ
فِي حَجّ الْأَجِير هَلْ تَقَعَانِ عَنْ الْأَجِير أَمْ عَنْ الْمُسْتَأْجِرِ ؟
وَاَللَّه أَعْلَمُ .
(13)الروح (ص: 142)
وبالجملة
فأفضل ما يهدى إلى الميت العتق والصدقة والاستغفار له والدعاء له والحج عنه وأما قراءة القرآن وإهداؤها له تطوعا بغير
أجرة فهذا يصل إليه كما يصل ثواب الصوم والحج فإن قيل فهذا لم يكن معروفا في السلف ولا يمكن
نقله عن واحد منهم مع شدة حرصهم على الخير ولا أرشدهم النبي وقد أرشدهم إلى الدعاء
والاستغفار والصدقة والحج والصيام فلو كان ثواب القراءة يصل لأرشدهم إليه ولكانوا
يفعلونه فالجواب أن مورد هذا السؤال إن
كان معترفا بوصول ثواب الحج والصيام والدعاء والاستغفار قيل له ما هذه الخاصية التي منعت بوصول ثواب
القرآن واقتضت وصول ثواب القرآن واقتضت وصول ثواب هذه الأعمال وهل هذا إلا تفريق
بين المتماثلات وان لم يعترف بوصول تلك الأشياء إلى الميت فهو محجوج بالكتاب
والسنة والإجماع وقواعد الشرع
(14)الفتاوى
الكبرى (3/ 63)
وأما القراءة والصدقة
وغيرهما من أعمال البر فلا نزاع بين علماء السنة والجماعة في وصول ثواب العبادات
المالية كالصدقة والعتق كما يصل إليه أيضا الدعاء والاستغفار والصلاة عليه صلاة
الجنازة والدعاء عند قبره وتنازعوا في
وصول الأعمال البدنية : كالصوم والصلاة والقراءة والصواب أن الجميع يصل إليه
فقد ثبت في الصحيحين عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال : [ من مات وعليه صيام
صام عنه وليه ] وثبت أيضا : [ أنه أمر أمرأة ماتت أمها وعليها صوم أن تصوم عن أمها
] وفي المسند عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال لعمر بن العاص : [ لو أن أباك
أسلم فتصدقت عنه أو صمت أو اعتقت عنه نفعه ذلك ] وهذا مذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة
من أصحاب مالك والشافعي
(15)رياض الصالحين
(1/ 477(
(4)- وعن عمرو بن العاص - رضي الله
عنه - ، قَالَ : إِذَا دَفَنْتُمُونِي ، فَأقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا
تُنْحَرُ جَزُورٌ ، وَيُقَسَّمُ لَحمُهَا حَتَّى أَسْتَأنِسَ بِكُمْ ، وَأعْلَمَ
مَاذَا أُرَاجِعُ بِهِ رُسُلَ رَبِّي . رواه مسلم . وَقَدْ سبق بطوله .قالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ
اللهُ : وَيُسْتَحَبُّ أنْ يُقْرَأ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ ، وَإنْ
خَتَمُوا القُرآنَ عِنْدَهُ كَانَ حَسَنَاً
الروح (ص:
11(
وقال الحسن بن الصباح الزعفراني سألت الشافعي عن
القراءة عند القبر فقال لا بأس بها وذكر الخلال عن الشعبي قال
كانت الأنصار إذا مات لهم الميت اختلفوا إلى قبره يقرءون عنده القرآن قال وأخبرني
أبو يحيى الناقد قال سمعت الحسن بن الجروى يقول مررت على قبر أخت لي فقرأت عندها
تبارك لما يذكر فيها فجاءني رجل فقال إنى رأيت أختك في المنام تقول جزى الله أبا
على خيرا فقد انتفعت بما قرأ
(16)المجموع (15/ 522)
وذهب
أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء وجماعة من أصحاب الشافعي إلى أنه يصل، والمختار
أن يقول بعد القراءة: اللهم أوصل ثواب ما قرأته، والله أعلم اه وقال ابن النحوي في
شرح المنهاج: لا يصل إلى الميت عندنا ثواب القراءة على المشهور.والمختار الوصول
إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء
للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على
استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن
الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar